Tuesday, February 14, 2012

Berkunjung ke Museum Tsunami Aceh

Seminggu tinggal di Aceh, tepatnya di Kota Banda Aceh rugi rasanya kalau belum mengunjungi Museum Tsunami Aceh. Apalagi jaraknya sangat dekat dengan rumah yang aku tinggali. Tinggal jalan kaki saja kira-kira 5 menit.





Desain gedung Museum ini diperoleh dari hasil sayembara yang diadakan oleh Pemerintah Aceh bersama BRR NAD-Nias. Pemenangnya adalah M. Ridwan Kamil, seorang dosen arsitektur dari Institut Teknologi Bandung. Tema dari desainnya adalah "Rumoh Aceh as Escape Hill". Museum ini berada di depan Lapangan Blang Padang, yang konon banyak korban berjatuhan di tempat ini karena peristiwa Tsunami 26 Desember 2004 terjadi tepat di hari minggu. Dan kebiasaan masyarakat Aceh adalah ber-Jogging Ria di Lapangan ini.


Ketika memasuki Gedung Museum, kita dihadapkan pada sebuah lorong sempit yang di bagian kanan dan kirinya terdapat dinding memanjang dengan percikan air dari sisi atasnya. Ketika melewati lorong ini, kita seolah sedang melewati dasar laut yang terbelah. Suasananya gelap, diiringi lantunan ayat suci yang terdengar miris menyayat hati. Siapapun yang melewati tempat ini pasti berasa merinding, seakan merasakan suasana saat musibah terjadi. 


Memasuki ruangan berikutnya, kita akan melihat jajaran prasasti yang menampilkan layar LCD berisikan dokumentasi peristiwa saat musibah terjadi.


Selanjutnya kita akan memasuki sebuah ruangan berbentuk cerobong bertuliskan nama-nama korban Tsunami dan di atas cerobong tertulis Lafaz Allah. Cerobong ini menghubungkan kita dengan sebuah jembatan panjang yang akan mengantar kita ke lantai 2 gedung.


Jembatan ini dinamakan jembatan persahabatan. Di sisi atas kita dapat melihat deretan bendera negara-negara yang membantu pemulihan Aceh pasca musibah Tsunami. Hmmm....sepertinya tempat yang cocok untuk sedikit narsis bersama suami.


Di lantai 2 dan 3 gedung Museum berjajar ruangan Display foto dan teater mini Tsunami Aceh. Di sana kita dapat melihat dokumentasi-dokumentasi peristiwa Tsunami Aceh, ada juga benda-benda bekas hantaman Tsunami serta foto-foto perbandingan sebelum dan sesudah musibah terjadi. Di lantai 3 juga ada subuah ruangan kecil yang difungsikan sebagai teater 4 dimensi, yakni simulator gempa dan Tsunami. Tapi perlu anda ketahui, anak-anak dibawah usia 7 tanun dan penderita jantung tidak disarankan memasuki simulator ini.





Nah bagi anda yang kebetulan singgah di Kota Banda Aceh, sempatkanlah mampir di Museum Tsunami Aceh. Letaknya tidak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman Kota Banda aceh.

No comments:

Post a Comment