Saturday, November 2, 2013
Why Mars and Venus Collide : Mengapa Logika dan Perasaan Sulit Dipertemukan?
Ketika masih duduk di bangku kuliah dulu saya pernah membaca buku karangan John Gray yang berjudul "Why Mars and Venus Collide". Buku ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari seri sebelumnya yang berjudul "Men Are from Mars and Women Are from Venus".
Buku ini sedikit banyak memberikan gambaran pada saya bahwa laki-laki dan perempuan itu diciptakan berbeda. Bisa dibilang, "Totally Different". Satu kesimpulan menarik, ialah ketika kita mengetahui bahwa struktur otak laki-laki dan perempuan berbeda. Perbedaan paling mendasar yang menyebabkan perbedaan dalam banyak hal, seperti cara berpikir, minat, kebiasaan dan lain sebagainya.
Fakta ini menjelaskan bahwa Tuhan memang sejak awal menciptakan perbedaan itu, bukan manusia. Dan dengan mengetahui fakta tersebut seharusnya membuat kita memahami mengapa pasangan kita tidak berpikir sama dengan kita. Satu hal yang biasanya menjadi pokok permasalahan dalam hubungan cinta.
Sebenarnya yang menjadi masalah bukanlah perbedaan itu sendiri, melainkan ketika salah satu atau kedua pihak tidak mau memahami sudut pandang pasangannya. Ketika terjadi konflik, kita sering menyalahkan pasangan kita yang tidak mau memahami kita, egois, mau menang sendiri dan kemudian memposisikan diri berada di pihak yang benar dan teraniaya.
Buku ini mengajak kita memahami perbedaan mendasar tersebut, untuk kemudian bisa menyelami dan memahami cara pandang pasangan terhadap suatu masalah. Mencoba berpikir bagaimana jika kita berada di posisinya. Mungkin terlihat teoritis dan hanya mudah diucapkan. Namun apapun itu, setiap usaha patut mendapat apresiasi.
Seringkali kita mendengar tuduhan "laki-laki memang tak punya perasaan", dan sebaliknya laki-laki menuduh wanitanya "terlalu menuruti perasaan". Pada dasarnya laki-laki bukannya tidak berperasaan, tetapi yang ada logika mereka lebih dominan daripada perasaan. Laki-laki berpikir dengan logika dan berorientasi jauh ke depan, sementara wanita adalah makhluk sensitif yang peka terhadap apa yang sedang dialaminya. Hal tersebut tak lain adalah dampak dari perbedaan struktur otak itu sendiri.
Dari sini, mari kita mulai berpikir jernih sebelum kita melayangkan tuduhan-tuduhan negatif terhadap pasangan. Mencoba berpikir dengan sudut pandang pasangan adalah cara terbaik yang bisa kita lakukan. Ingatlah bahwa "kita membutuhkan waktu seumur hidup untuk memahami pasangan kita". terus belajar, terus mencoba memahami, dan jadilah sahabat hidup bagi pasangan kita.
Satu hal lagi yang terpenting, bahwa seseorang tidak bisa menggantungkan kebahagiaannya kepada orang lain siapapun itu, jika tidak ingin kecewa.
Labels:
Artikel
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment